 |
| Arne Slot Mulai Terpojok Usai Liverpool Alami Tiga Kekalahan Beruntun |
JATENGTERKINI.ID — Performa Liverpool di bawah Arne Slot tengah menurun tajam setelah menelan tiga kekalahan beruntun di semua kompetisi. Hasil itu menjadi catatan terburuk sang pelatih asal Belanda sejak menukangi The Reds, termasuk kekalahan tipis 1-2 dari Chelsea di Stamford Bridge.
Liverpool sebenarnya masih bersaing di papan atas Premier League, namun tren negatif ini menjadi alarm bahaya. Permainan yang dulu dikenal solid kini berubah rapuh. Struktur taktik Slot yang sebelumnya revolusioner di Feyenoord belum sepenuhnya diadaptasi para pemain Anfield.
Musim panas lalu, klub mengeluarkan lebih dari £450 juta untuk memperkuat skuad, termasuk rekor pembelian Alexander Isak dan Florian Wirtz.
Tetapi hingga kini, keduanya belum mampu memberikan dampak besar. Wirtz belum menemukan ritme permainan terbaiknya, sedangkan Isak belum sepenuhnya bugar.
Cedera pemain-pemain inti seperti Konate, Robertson, dan Alisson memperburuk situasi. Slot bahkan terpaksa melakukan rotasi ekstrem, menempatkan Gravenberch sebagai bek tengah dan Szoboszlai sebagai bek kanan. Keputusan ini memperlihatkan lemahnya kedalaman tim, terutama saat badai cedera datang.
Mohamed Salah juga menghadapi penurunan performa. Kebebasannya di depan justru membuka ruang bagi lawan di sisi kanan pertahanan Liverpool. BBC mencatat, 39 persen serangan lawan berasal dari sisi tersebut — celah yang dimanfaatkan sempurna oleh Chelsea dan Galatasaray.
Seiring waktu, lawan-lawan Liverpool kini telah memahami gaya main Slot. Taktik serangan balik cepat menjadi senjata ampuh untuk menaklukkan tim asal Merseyside itu. Akibatnya, Liverpool kehilangan ketajaman dan sering kesulitan membongkar pertahanan rapat lawan.
Menurut data The Athletic, kebobolan Liverpool lebih sering terjadi akibat kesalahan individu, bukan karena kalah dalam penguasaan bola. Fakta itu memperlihatkan bahwa masalah utama bukan pada taktik, melainkan konsentrasi dan mental pemain.
Bagi Slot, ini menjadi periode ujian terbesar dalam kariernya. Mampukah ia menjaga proyek evolusi Anfield tetap berjalan? Jika tidak segera menemukan keseimbangan baru, Liverpool berisiko terjebak dalam krisis yang lebih dalam di sisa musim.
